BERIMAN KEPADA QADA DAN QADAR BERBUAH KETENANGAN HATI

1. Definisi Qada dan Qadar

Menurut bahasa (etimologi)  qada memiliki beberapa pengertian, yaitu: hukum, keputusan, ketetapan, kehendak. Sedangkan  qadar secara bahasa artinya kepastian, ukuran, kekuasaan, perwujudan kehendak. Menurut istilah, qada adalah ketetapan Allah terhadap segala sesuatu sejak zaman azali. Zaman azali yaitu zaman ketika segala sesuatu belum tercipta. Sedang makna qadar yaitu perwujudan kehendak Allah Swt. terhadap semua makhluk-Nya dalam ukuran dan bentuk-bentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya.

 Simaklah hadis dibawah ini yang menjelaskan adanya ketentuan Allah:  

Artinya: “Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a katanya: Rasulullah saw. bersabda: Allah Swt. mengutus Malaikat ke dalam rahim. Malaikat berkata: “Wahai Tuhan! Ia masih berupa air mani.” Setelah beberapa waktu Malaikat berkata lagi: “Wahai Tuhan! Ia sudah berupa segumpal darah.” Begitu juga setelah berlalu empat puluh hari Malaikat berkata lagi: “Wahai Tuhan! Ia sudah berupa segumpal daging.” Apabila Allah Swt. membuat keputusan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka Malaikat berkata: “Wahai Tuhan! Orang ini akan diciptakan lelaki atau perempuan? Sengsara atau bahagia? Bagaimana rezekinya? Serta bagaimana pula ajalnya?” Segala-galanya dicatat ketika masih di dalam kandungan ibunya. (H.R. Bukhari dan Muslim) 

Hadis di atas menjelaskan bahwa jenis kelamin, sengsara atau bahagia, rezeki, ajal telah ditentukan Allah Swt. sejak manusia berada dalam kandungan ibunya. Ketika seorang manusia terlahir ke dunia ini dan mengalami peristiwa-peristiwa tertentu, berarti ia telah ditakdirkan Allah Swt. seperti peristiwa yang ia alami tersebut. 

Untuk memperjelas pengertian  qada dan  qadar, perhatikan contoh berikut ini: Seseorang bernama Elya saat ini belajar di Pondok Pesantren Modern Gontor. Sebelum Elya lahir ke dunia, bahkan sejak zaman azali Allah Swt. telah menetapkan bahwa seorang anak bernama Elya kelak akan belajar di Pondok Pesantren Modern Gontor. Ketetapan Allah Swt. sejak zaman azali itulah yang disebut qada, kemudian kenyataan yang terjadi saat ini disebut qadar Berdasarkan contoh di atas dapat diketahui bahwa antara qada dan qadar terdapat hubungan erat dan merupakan satu kesatuan. 

Beriman kepada  qada dan  qadar berarti percaya bahwa segala apa yang terjadi di alam semesta ini, seperti adanya sehat dan sakit, hidup dan mati, rezeki dan jodoh seseorang merupakan kehendak dan ketentuan Allah Swt. 

Perhatikan firrman Allah dalam Q.S ar-Ra’du/13 ayat 8 berikut ini: 

 Artinya: “Dan segala sesuatu ada ukuran di sisi-Nya” (Q.S ar-Ra’du/13:8) 

Ayat tersebut menegaskan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini telah ditentukan ukurannya oleh Allah Swt. Segala sesuatu yang akan terjadi telah diketahui dan direncanakan oleh Allah Swt. Tak satupun makhluk-Nya yang mengetahui ketentuan Allah ini. Baik itu dari golongan malaikat, jin maupun manusia, semuanya tak ada yang mengetahui. Takdir baru dapat diketahui oleh manusia setelah terjadinya sebuah kenyataan atau peristiwa. 

Perhatikan Contoh berikut ini : 

  • Seorang anak bernama Ena dilahirkan dari keluarga kaya. Orangtuanya adalah pengusaha minyak sawit yang sukses. Kekayaannya melimpah, semua orang mengenal keluarga tersebut. Hampir semua orang memperkirakan, kelak Ena juga akan kaya seperti kedua orangtuanya. Namun setelah terjadi gempa bumi yang menghancurkan perusahaan orangtuanya, keluarga Ena tak lagi disebut keluarga kaya. Ditambah lagi orangtuanya ditipu oleh mitra bisnis hingga menanggung hutang ratusan juta. Sisa aset perusahaan dijual seluruhnya untuk membayar hutang. Sekarang Ena dan keluarganya hidup sederhana. Semua orang tidak menyangka kehidupan keluarga Ena berubah begitu cepat, yang semula kaya berubah menjadi miskin. 
  • Anik bercita-cita ingin menjadi pegawai bank. Setelah lulus SMA ia kuliah di jurusan ekonomi supaya mendapat gelar sarjana ekonomi. Semua ini ia lakukan untuk menunjang tercapainya cita-cita tersebut. Setelah lulus kuliah, ternyata ia lebih memilih menjadi pedagang alatalat elektronik, bukan bekerja di bank. Contoh-contoh tersebut merupakan contoh kecil dari sekian banyak contoh perwujudan takdir Allah Swt. 

Lalu muncul sebuah pertanyaan: ”Untuk apa kita berikhtiar jika segala sesuatu sudah ditakdirkan Allah Swt. ?” Ketahuilah bahwa meskipun takdir manusia telah ditentukan oleh Allah Swt. , namun tak satupun yang bisa mengetahuinya sebelum hal itu terjadi. Hal inilah yang menjadikan manusia tetap wajib berusaha untuk meraih yang terbaik. Allah Swt. memberikan jalan kepada manusia untuk menjalani kehidupannya dengan cara ikhtiar sekuat tenaga serta mengiringinya dengan berdoa. 

2. Takdir Muallaq dan Takdir Mubram 

Qada dan qadar atau takdir dibagi dua, yaitu takdir muallaq dan takdir mubram. Berikut adalah penjelasannya. 

a) Takdir Muallaq  

Muallaq secara bahasa artinya sesuatu yang digantungkan. Takdir muallaq yaitu ketentuan Allah Swt. yang mengikut sertakan peran manusia melalui usaha atau ikhtiarnya. Manusia diberi peran untuk berusaha, hasil akhirnya akan ditentukan oleh Allah Swt. 

Perhatikan firman Allah berikut ini: 

 
Artinya: “…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri …” (Q.S. ar- Ra’du/13:11) 

Berikut ini adalah contoh-contoh takdir mullaq: 

  1. Kepandaian Seseorang yang ingin pandai maka harus berusaha meraihnya. Usaha-usaha tersebut antara lain dengan cara rajin belajar dan disiplin membagi waktu. 
  2. Kesehatan Seseorang yang ingin sehat maka harus berusaha dengan cara berolah raga teratur, menjaga kebersihan, menjaga gizi dan pola makan. Jika melakukan usaha-usaha tersebut maka tubuh akan sehat.
  3. Kemakmuran Kemakmuran bisa diraih dengan giat bekerja, kreatif, pantang menyerah, rajin menabung, dan hemat. 
Jadi meskipun Allah Swt. telah menentukan segalanya, manusia tetap harus berusaha mengubah nasibnya. 

b) Takdir Mubram 

Mubram secara bahasa artinya sesuatu yang tidak dapat dielakkan atau sudah pasti. Jadi, takdir mubram adalah ketentuan mutlak dari Allah Swt. yang pasti berlaku dan manusia tidak diberi peran untuk mewujudkannya. 

Contoh takdir mubram di antaranya jenis kelamin manusia, ajal, panjang/pendek usia, api memiliki sifat panas, bumi berbentuk bulat, gaya gravitasi, kejadian kiamat dan sebagainya. Untuk memperjelas pemahaman takdir mubram perhatian contoh berikut ini! 

Kapan ajal menjemput, dan di mana tempatnya semua sudah ditentukan oleh Allah Swt. Jika sudah tiba saat ajal menjemput semua orang tidak bisa mengelak, tidak bisa lari, tidak bisa diundur atau dimajukan. Inilah salah satu contoh ketentuan Allah Swt. yang disebut takdir mubram. 

Perhatikan !rman Allah Swt. dalam QS al-A’raf/7:34 berikut ini: 

Artinya: “Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun” (QS al-A’raf/7:34 ) 

3. Dahsyatnya Manfaat Beriman Kepada  qada dan qadar 

Seseorang yang beriman kepada  qada dan  qadar akan memperoleh banyak manfaat. Di antaranya sebagai berikut :

  1. Menenangkan jiwa Seseorang yang beriman kepada  qadadan  qadar akan mendapatkan ketenangan jiwa. Hal ini dikarenakan ia merasa senang dan menerima dengan ikhlas atas semua ketentuan Allah Swt. Tidak ada kekhawatiran dalam jiwa, karena ia meyakini bahwa Allah Swt. senantiasa menghendaki kebaikan pada diri hamba-Nya. 
  2. Senantiasa bersikap sabar dan syukur Apabila mendapat nikmat maka ia akan bersyukur kepada Allah Swt. 
  3. Menumbuhkan sifat optimis Seseorang yang beriman kepada  qadadan  qadar akan memiliki sifat optimis. Kegagalan meraih cita-cita tidak membuatnya berputus asa, justru sebaliknya semakin bersemangat berusaha sekuat tenaga untuk meraihnya. Ia meyakini setiap kegagalan pasti ada pelajaran berharga. Ia akan segera introspeksi diri mencari kelemahan dan kekurangannya. Setelah mengetahui kelemahan dan kekurangan tersebut, maka ia akan belajar dan berlatih dengan tekun. Di hatinya ada keyakinan bahwa suatu saat cita-cita tersebut pasti tercapai. 
  4. Menjauhkan diri dari sifat sombong Seseorang yang beriman kepada  qadadan  qadar apabila memperoleh keberhasilan ia menganggap semua itu adalah karunia Allah Swt. Ia tidak pernah mengatakan semua itu merupakan hasil usahanya sendiri. Ia tetap merasa rendah hati kepada siapa pun.   



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "BERIMAN KEPADA QADA DAN QADAR BERBUAH KETENANGAN HATI"

Posting Komentar