Dua Bahaya Riya Dalam Kehidupan



الْحَمْدُ اللهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ؛ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ

Islam memberikan tuntunan kepada kita selaku pemeluknya untuk senantiasa beramal dengan landasan Lillah (hanya karena Allah). Sebaliknya mewanti-wanti bahkan melarang segala amaliah yang selalu dilakukan dengan dominasi imbalan maupun pujian dari makhluk. Ketika hal ini dilakukan maka kita sudah terjerumus dalam salah satu sifat yang sangat tidak elok menjadi bagian pribadi seorang Muslim. Sifat demikian dikenal dengan sebutan Riya.

Riya' bisa terjadi ketika seseorang menginginkan supaya dipuji dan disanjung orang lain. Atau, dirinya berusaha menghindar dari celaan mereka. Sehingga, riya' sejatinya adalah syirik yang tersembunyi. Pasalnya di mata orang lain pelakunya menampakan amalannya untuk Allah, namun dirinya mempunyai tujuan untuk selain-Nya.

Berdasarkan beberapa dalil, riya dapat membahayakan pelakunya, dan di antara bahaya riya' adalah:

Bahaya Pertama: Riya' Termasuk Syirkun Asghar (Syirik Kecil)

Sebagaimana dipaparkan dalam sebuah hadits, bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda:

ن أخوف ما أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشَّرْكُ الأَصْغَرُاِ

"Sesungguhnya tidak ada yang paling aku khawatirkan atas kalian daripada syirik kecil." Para sahabat bertanya, "Apa syirik kecil itu, wahai Rasulullah?"

Beliau menjawab:

الرياء

"Riya"." (HR. Ahmad)

Kelak pada hari kiamat, apabila manusia telah menerima balasan selaras amalannya masing-masing, Allah akan berfirman:

اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا؛ فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاء

"Pergilah kalian kepada orang-orang yang kalian berbuat riya padanya ketika di dunia, kemudian lihatlah apakah kalian semua menjumpai di sisinya balasan?" (HR. Ahmad)

Hadits di atas menagndung pengertian bahwa amalan orang yang berbuat riya' itu akan hilang. Pada hari kiamat nanti mereka disuruh untuk mendatangi orang-orang yang dirinya berbuat riya' padanya ketika di dunia. lalu dikatakan kepadanya, "Lihatlah apakah kalian semua mendapati balasannya?. Maksudnya, orang-orang yang kalian berusaha untuk memperbagus amalan di hadapannya ketika di dunia, apakah kalian mendapati balasan dari mereka?! Tentu mereka tidak akan mendapatkan apa-apa dari mereka. Maka, merugilah orang- orang yang berbuat riya' itu.

Bahaya Kedua: Riya adalah Pintu Masuk ke dalam Neraka

Dampak terburuk dari perbuatan riya' yaitu pelakunya akan dimasukkan ke dalam neraka. Sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits, bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda:

"Sesungguhnya orang perdana yang akan dihukumi pada hari kiamat nanti adalah seseorang yang meninggal sebagi syahid. Dirinya dihadapkan kepada Allah, lalu diperlihatkan nikmat-nikmat, dan ia pun mengakuinya. Kemudian ia ditanya:

فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا

"Apa yang kamu kerjakan?

la menjawab:

قَاتَلْتُ فِيْكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ

"Aku terbunuh dijalan-Mu, hingga aku mati syahid."

Allah menyanggah:

كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لِأَنْ يُقَالَ جَرِيءٌ، فَقَدْ قِيْلَ

"Dusta kamu. Akan tetapi kamu berjihad supaya kamu dijuluki pemberani, dan nyatanya telah dikatakan (seperti itu)."

Lantas, orang tersebut diperintahkan supaya diseret pada wajahnya hingga dihempaskan ke dalam neraka.

Kemudian ada seseorang yang mempelajari ilmu lalu mengajarkannya, dan membaca Al-Quran. Dirinya didatangkan menghadap Allah, lalu diperlihatkan nikmat-nikmat yang akan diperolehnya, dan ia pun mengakuinya. Kemudian ia ditanya:

فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا

"Apa yang dulu kamu kerjakan?"

la menjawab:

تعلمت العلم وعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فيكَ الْقُرْآنَ

"Aku belajar ilmu, lalu mengajarkan pada orang lain. Dan, aku membaca Al-Quran untuk-Mu."

Allah menyanggah:

كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ، وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِي، فَقَدْ قِيْلَ

"Dusta kamu. Akan tetapi, kamu belajar ilmu supaya dikatakan sebagai orang yang alim. Kamu membaca Al-Quran supaya dikatakan qari' (ahli membaca Al-Quran), dan telah dikatakan (seperti itu padamu)."

Kemudian dirinya diperintahkan supaya diseret pada wajah nya hingga dimasukkan ke dalam neraka.

Kemudian ada seseorang yang telah dilapangkan oleh Allah dan dikaruniai berbagai macam jenis harta. Dirinya didatangkan kepada Allah, lalu diperlihatkan nikmat-nikmat yang diperolehnya, dan ia pun mengakuinya. Kemudian ia ditanya:

فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا

Apa yang dulu kamu kerjakan dalam (menyikapi nikmat) itu?"

la menjawab:

مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيْلِ تُحِبُّ أَنْ يُنفَقَ فِيهَا إِلَّا أَنفَقْتُ فيها لك

"Tidak ada yang aku lewatkan satu sarana pun yang Engkau cintai supaya berinfak di dalamnya, melainkan pasti aku berinfak padanya untuk-Mu."

Allah menyanggah:

كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ ليُقَالَ هُوَ جَوَادٌ، فَقَدْ قبل

"Dusta kamu. Akan tetapi, kamu melakukannya supaya dikatakan dermawan, Dan, kenyataannya dikatakan begitu." Kemudian, diperintahkan supaya dirinya diseret pada wajah nya, lalu dilemparkan ke dalam neraka." (HR. Muslim)

Berkaitan dengan hadits ini, Al-Hafizh Ibnu Rajab menjelaskan, "Orang yang pertama kali dicemplungkan ke dalam neraka dari kalangan orang yang bertauhid adalah orang yang berbuat riya' di dalam amalannya. Yang terdepan ialah orang alim, mujahid, dan penderma yang semuanya beramal karena bertujuan riya. Itu menunjukan bahwa perbuatan riya' termasuk kategori perbuatan syirik, dan itu dikarenakan orang yang berbuat riya' tidak mengetahuinya melainkan kebodohannya akan keagungan Allah sebagai khaliq."

Dari pemamparan ini terdapat dua catatan penting yang harus diperhatikan :

Pertama: Kegembiraan seorang hamba manakala dipuj oleh orang lain sedangkan dirinya sama sekali tidak bermaksud supaya dipuji maka keikhlasannya tidak ternodai, selagi dirinya memulai amalannya dengan ikhlas, dan keluar dari ibadah itu pun rasa ikhlasnya terus mengiringinya.

Kedua: Hendaknya seorang mukmin tidak meninggalkan suatu ibadah karena takut pujian orang lain. Yang harus dilakukan adalah berusaha sekuat tenaga untuk ikhlas dalam beribadah kepada Allah Ta'ala.

Semoga kita dijaga oleh Allah Ta'ala agar terhindar dari perbuatan riya' dan menjadikan amal kita ikhlas hanya mengharap ridha Allah Ta'ala.



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Dua Bahaya Riya Dalam Kehidupan"

Posting Komentar